BAHAN AJAR
PERMAINAN BOLABASKET
Mata Pelajaran : Penjas orkes
Kelas / Semaster : X / 2
Standar kompetensi : 8.
Memptraktikkan berbagai keterampilan permainan olahraga dalam bentuk sederhana dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Kompetensi Dasar : 8.1.
Mempraktikkan keterampilan bermain salah satu permainan dan olahraga beregu bola besar serta nilai
kerja sama kejujuran, menghargai, semangat dan percaya diri
Indikator : 8.1.6. Melakukan teknik operan setinggi dada
dengan teknik yang benar
8.1.7.
Melakukan teknik operan pantul dengan teknik yang benar
8.1.8.
Melakukan teknik operan atas dengan teknik yang benar
8.1.9.
Melakukan teknik operan samping dengan teknik yang benar
8.1.10 Melakukan teknik dribling /
menggiring bola dengan teknik yang benar
8.1.11. Melakukan teknik shoting / menembak dengan teknik yang benar
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat melakukan
operan dada dengan teknik yang benar
2. Siswa dapat melakukan
operan pantul dengan teknik yang benar
3. Siswa dapat melakukan
operan atas dengan teknik yang benar
4 Siswa dapat melakukan operan samping dengan
teknik yang benar
5. Siswa dapat melakukan teknik dribling /
menggiring bola dengan teknik yang
benar
6. Siswa dapat
melakukan teknik shoting / menembak dengan teknik yang benar
Sejarah Permainan Bolabasket
Permainan Bolabasket merupakan jenis olahraga yang
menggunakan bola besar, dimainkan dengan tangan. Permainan bolabasket mempunyai
tujuan memasukkan bola sebanyak mungkin kebasket (keranjang) lawan, serta
menahan lawan agara jangan memasukkan bola kebasket (keranjang) sendiri denagn
cara lempar tangkap, menggiring dan menembak. Permainan bolabasket dimainkan
oleh dua regu baik putra maupun putri yang masing-masing terdiri dari lima
orang pemain denagn luas lapanagan 28 m x 15 m dapat terbuat dari tanah, lantai
yang dikeraskan, serta papan.
Permainan bolabasket diciptakan oleh seorang Amerika
pada tahun 1891 yang bernama DR. James A. Naismath. Gagasan untuk menciptakan
permaianan baru, disebabkan oleh kenyataan yang ada bahwa keanggautaan dan
pengunjung pada kegiatan olahraga pada perkumpulan Young Men’s Christian
Asociation (Y.M.C.A) semakin hari semakin sedikit. Hal ini disebakan karena
para anggota perkumpulan menjadi agak bosan dengan olahraga senam yang
latihannya terkesan kaku serta kondisi musim dingin yang saat itu sedan
berlangsung, sehingga semakin hari semakin dirasakan tidak dapat melakukan
kegiatan olahraga. DR. Luther Gullick pengawas bagian olahraga pada Sekolah
Guru Pendidikan Jasamani Young Men’s Chirtian Asociation (YMCA) dan
Springfield, Massechusets, menyadari gejala kegiatan keolahragaan yang kurang
baik. Kemudian menghubungi DR. James A. naismath salah aeorang guru di
Springfield dan memberikan tugas untuk menyusun suatu kegiatan olahraga
permainan yang baru, yang dapat dimainkan didalam ruangan tertutup diwaktu sore
hari. DR. James A. naismath menyambut tugas tersebut dengan baik, sehinga
mulailah menyusun suatu gagasan permainan baru yang bentuknya akan memenuhi
syarat yang dimintakan. Muncul suatu pemikiran bahwa permainan yang baru tersebut,
merupakan permainan yang tidak kasar yang tidak mengandung unsur-unsur
menendang, menjegal, menaruk dan tidak susah untuk dipelajari. Kemudian DR.
James A. Naismath mencoba dan menguji gubahan dari permainan football,
baseball, lacrose, dan sepak bola, tetapi tidak satupun cocok dengan syarat dan
permintaan. Sebab jenis permainan tersebut disamping memiliki sifat kasar untuk
ukuran permainan didalam ruangan tertutup dan berlampu. Pengalaman permainan
yang dieksperimenkan tersebut, muncullah inspirasi mengenai bentuk dan gaya
dari jenis permainan yang diinginkan.
Bentuk permainan yang diinginkan adalah permainan dengan
menggunakan bola yang berbentuk bulat, dengan tidak ada unsur menendang, tidak
ada unsur membawa lari bola, tanpa unsur menjegal dengan menghilangkan gawang,
ditambah adanya sasaran untuk merangsang dan sebagai tujuan permainan. Sebagai
sasaran unsur yang terakhir tersebut adalah membutuhkan unsur ketepatan. Untuk
menjinakkan gerakam bola sebagai pengganti membawa lari bola, hanya dapat dilakukan
dengan mengoper bola dan menggiring bola. Sebagai puncak kegairahan dalam
memainkan bola tersebut maka gawang diganti dengan sasaran tembakan yang lebih
sempit, yang terletak diatas para pemain sehingga tidak ada unsur meletakkan
akan tetapi menembak yang membutuhkan ketepatan bukan kekautan. Oleh karena
sasaran terletak diatas atau lebih tinggi dari pemain, maka jalannya bola saat
ditembakkan harus bergerak parabola. Sasaran yang dimaksud pertama kalinya
dipilihnya peti kayu, sehingga menyuruh seorang kepala rumah tangga sekolah
yang bernama Stebbin guna menyediakan peralatan yang dimaksud. Akan tetapi
Stebbin tidak memiliki kotak kayu seperti yang dimaksud, oleh sebab itu
ditawarkan sebagai penggantinya adalah “basker” (keranjang) buah persik yang kosong
DR. James A. Naismath menyetujui basket tersebut kemudian diletakkan dan
digantung pada oleh Stebbin kedua sisi pada balkon. Berawal dari keranjang buah
persik atau “Peach basket” tersebut, nama permainan bolabasket terkenal sampai
sekarang di seluruh dunia. Awal mulanya setiap yang masuk ke dalam keranjang
Stebben harus mengeluarkan dengan cara naik ke balkon, sebab bagian bawah
keranjang tersebut tertutup. Pada akhirnya memutuskan untuk memberi lubang pada
alas keranjang. Keranjang buah persik yang dipakai sebagai sasaran kemudian
diubah dengan logam, pada tahun 1906 bentuk beranjang yang sudah melalui
berbagai perubahan tersebut ditetapkan bentuknya sampai sekarang. Papan pantul
yang dipakai pertama kalinya terbuat dari jaring kawat, kemudian diubah dengan
kayu. Bahkan sekarang menggunakan kaca tebal yang dimaksud agar penonton yang
berada di belakang papan pantul dapat melihat jika bola masuk dalam basket.
DR. James A. Naismath memperkenalkan peraturan permainan
baru, yang terdiri dari 12 peraturan yang kemudian menjadi pokok dari permainan
bolabasket modern. Pada tahun 1934 tercapainya kesepakatan peraturan di
Amerika. Pertama kalinya permainan bolabasket dimainkan 9 ornag pemain, yang
memiliki posisi 3 orang pemain didepan, 3 orang pemain di tengah dan 3 orang
pemain di belakang. Tahun 1982 permainan bolabasket dimainkan oleh 7 orang
pamain, dengan berbagai kekurangan dan kelebihannya, pada akhirnya dengan
berbagai pertimbangan diputuskan dengan 5 orang pemain sampai sekarang.
Sejarah Bola basket Nasional
Permainan bola basket di Indonesia yang telah mencapai
populatitas sebagaimana adanya sekarang, sebenarnya secara nyata tumbuh dan
berkembang setelah Proklamasi Kemerdekaan. Di dalam udara yang berbau misiunya revolusi
Agustus 1945 tersebut permainan bola basket mulai tumbuh dari kalangan pemuda
Indonesia yang berada di Sala dan Yogyakarta. Tatkala Yogyakarta menjadi kota
perjuangan dan pusat pemerintahan Republik Indonesia, serta kota Sala menjadi
kota terdekat yang selalu mengikuti pusat pemerintahan.
Meskipun menghadapi
ancaman penjajahan Belanda yang telah berhasil merampas sebagian daerah wilayah
Republik Indonesia yang telah diproklamirkan, Indonesia tidak hanya menyiapkan
diri di bidang militer. Pada tahun 1948 Indonesia menyelenggarakan Pekan
Olahraga Nasional (PON) I di Sala yang bersejarah tersebut, mempertandingkan
cabang olahraga permainan bolabasket. Hal ini merupakan titik tolak
perkembangan pemainan bolabasket di Indonesia, yang telah lama diidamkan
masyarakat dengan permainan internasional. Pemain bolabasket terjadi campuran
antara pemain pribumi dan pemain keturunan cina, akan tetapi pemain keturunan
memiliki kelebihan dibanding pemain pribumi saat itu. Kekalahan teknik yang
menyebabkan kekalahan regu pribumi dalam pertandingan melawan regu-regu yang
memiliki pemain Indonesia keturunan cina, merupakan cambuk yang dapat menumbuh
kembangkan rasa kebutuhan dalam dada pemuda Indonesia. Kebutuhan untuk mengisi
dan mengejar kekurangan dalam bidang teknik permainan maupun kekurangan dalam
kesungguhan dalam berorganisasi.
Pada tahun 1951,
Maladi dalam kedudukannya sebagai Sekretaris Komite Olympiade Indonesia,
meminta kepada Tonny Wen dan Wim Letumeten untuk menyusun dan mengorhanisir
bolabasket di Indonesia. Oleh karena pada tahun tersebut akan diselenggarakan
Pekan Olahraga Nasional (PON) II di Jakarta, maka Tonny Wen dan Win Latumeten
diminta oleh Maladi untuk sebagai panitia penyelenggara Pekan Olahraha Nasional
II cabang bolabasket.Atas usaha kedua tokoh bolabasket tersebut, maka pada tanggal
21 Oktober 1951 telah terbentuk organisasi bolabasket nasional yang disebut :
“Persatuan Basket Ball Seluruh Indonesia” disingkat PERBASI. Tahun 1955 terjadi
perubahan nama yaitu “Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia” dengan singkatan
PERBASI, yang diketuai oleh Tonny Wen dan Win Latumeten sebagai sekretaris. Setelah
terbentuk PERBASI, maka organisasi ini menggabungkan diri ke Komite Olympiade
Indonesia. Terbentuknya PERBASI, maka perjuangan berat dirasakan oleh pengurus,
karena pemain-pemain keturunan cina tidak mau menggabungkan diri dengan
PERBASI. Oleh sebab mereka dari segi prestasi maupun materi pemain lebih baik
dari anggota PERBASI. Sebagai jawaban atas tantangan tersebut, maka pada tahun
1955 PERBASI menyelenggarakan Konfrensi bolabasket se Jawa di Bandung yang
dihadiri utusan dari Yogyakarta, Semarang, Jakarta, Bandung. Dengan demikian
PERBASI telah menjadi induk organisasi bolabasket di tanah air.
Peraturan Permainan
1.
Waktu Permainan
Waktu bermain 4 x 10 menit dengan waktu Jedah 5 menit
antar quarter pada guarter 2 dan 3 diberlakukan waktu Jedah 10 menit.
2.
Bola Loncat / Jump ball
Pada permulaan babak atau quarter dilakukan bola loncat
dengan cara dua orang pemain dari masing-masing regu harus berdiri di setengah
lingkaran dengan salah satu kaki dekat dengan garis setengah lingkaran. Wasit
masuk ke dalam lingkaran dengan melambungkan bola ke atas lebih tinggi dari
loncatan kedua pemain yang melakukan bola loncat, sehingga diharapkan bola
jatuh tegak lurus diantara kedua pemain. Peloncat diperbolehkan melakukan sentuhan
bola setelah bola mencapai titik tinggi. Bola loncat dilakukan untuk
menghidupkan bola dan jam permainan pada peristiwa :
a.
Tiap permulaan babak atau
quarter.
b.
Terjadi bola pegang.
c.
Bola terselip pada penopang basket.
d. Terjadi perbedaan antara kedua
atau ketiga wasit.
e.
Penghentian permainan atas
permintaan wasit.
3.
Goal terjadi
Bila bola hidup masuk ke basket lewat atas dan
seluruhnya bersarang atau jatuh lewat basket. Goal lewat tembakan lapangan di
dalam atau menginjak garus daerah tembakan tiga bernilai 2, sedangkan di luar
daerah tembakan tiga bernilai 3, setiap tembakan hukuman bernilai 1. Gangguan bola pada tembakan
lapangan dilakukan setelah bola turun dari titik tinggi.
4.
Bola Dalam Permainan
a.
Wasit telah mengambil posisi
dalam bola loncat.
b.
Wasit telah mengambil posisi
dalam pelaksanaan tembakan hukuman.
c.
Bola telah dikuasai oleh pelempar lemparan ke dalam.
5.
Bola Hidup
a.
Pada saat bola loncar, apabila bila telah mencapai titik tinggi dan
telah disentuh oleh salah seornag pemain peloncat.
b. Pada waktu tembakan hukuman,
apabila bola telah dikuasai oleh penembak.
c.
Pada waktu lemparan ke dalam, apabila bola telah dikuasai oleh
pelempar lemparan ke dalam.
6.
Bola Mati
a.
Saat terjadi Goal.
b.
Terjadi Pelanggaran.
c.
Terjadi Kesalahan
d. Terjadi bola pegang atau
tersangkut pada penopang basket.
e.
Tembakan hukuman tidak masuk
tanpa menyentuh basket.
f.
Ada peluit wasit.
g.
Terjadi pelanggaran 24 detik.
h.
Berakhirnya babak permainan.
7.
Penghentian Jam
a.
Terjadi pelanggaran.
b.
Terjadi kesalahan
c.
Terjadi bola pegang
d.
Penundaan luar biasa.
e.
Terjadi kecelakaan
f.
Perintah dari wasit
g.
Pelanggaran 30 detik.
8.
Jam dihidupkan
a.
Pada saat bola loncat, bola telah mencapai titik tinggi dan tersentuh
oleh salah seorang pemain peloncat.
b. Pada saat tembakan hukuman,
apabila bola telah tersentuh oleh salah seorang pemain setelah bola memantul
dari papan atau basket.
c.
Pada saat lemparan ke dalam, apabila bola telah tersentuh oleh salah
seorang pemain yang berada di lapangan permainan.
9.
Pelanggaran (Violation)
Adalah penyimpangan terhadap peraturan permainan,
hukuman untuk pelanggaran adalah lemparan ke dalam untuk lawan.
10.
Kesalahan (Fouling)
Kesalahan ada dua :
a.
Kesalahan Teknik (Technical
Foul) adalah kesalahan terhadap pengabaian teguran para wasit atau
menggunakan taktik tidak sportif serta meninggalkan sopan santun.
b.
Kesalahan Perorangan (Personal
Foul)
Kesalahan yang
dilakukan dengan cara persinggungan badan antara pemain yang berlawanan baik
disengaja atau tidak disengaja.
Kesalahan perorangan
ada 4 jenis :
1). Kesalahan Perorangan Tunggal
Persinggungan antara
seorang pemain dengan seorang pemain lawan.
2) Kesalahan Rangkap
Pada waktu yang
bersamaan atau hampir bersamaan dua orang pemain yang saling berlawanan
melakukan persinggungan.
3) Kesalahan Banyak
Pada waktu yang
bersamaan atau hampir bersamaan dua orang pemain atau lebih yang kesemuanya
anggota satu regu melakukan persinggungan terhadap seorang pemain lawan.
4)
Kesalahan yang dibuat secara sengaja terhadap lawan misal mendorong,
menarik, memukul, memegang atau dengan sengaja memasangkan kaki untuk
menjatuhkan lawan. Kesalahan yang disengaja tersebut
pemain dapat langsung dikeluarkan, walaupun belum melakukan 5 kali kesalahan.
Seorang pemain yang telah melakukan 5 kali kesalahan
dikeluarkan dari pertandingan dan tidka boleh bermain lagi sampai pertandingan
selesai.
11.
Bola Balik (Back Ball)
Pelanggaran pada
kejadian, bola sudah berada di daerah serang (depan) dikembalikan ke daerah
bertahan (belakang).
12.
Pergantian Pemain
Pergantian pemain dapat dilakukan pada saat jam mati,
pada waktu terjadi pelanggaran pergantian pemain dengan ketentuan :
a.
Prioritas diberikan kepada regu yang sedang menguaai bola.
b. Regu yang tidak menguasai bola
tidak diperbolehkan untuk ganti pemain.
c.
Apabila regu yang menguasai bola ganti pemain, maka regu yang tidak
menguasai bola diperbolehkan untuk ikut ganti pemain.
13. Peraturan Permainan yang
Berhubungan dengan Waktu
a.
Peraturan 3 detik
Seorang pemain penyerang tidak diperbilehkan berdiri di
dalam daerah bersyarat selama 3 detik.
Peraturan 3 detik hilang apabila :
1).
Terjadi tembakan
2).
Memberi kesempatan untuk
menyelesaikan tembakan
3).
Apabila bola dikuasai oleh
pemain penahan
b.
Peraturan 5 detik
1).
Pada saat lemparan ke dalam
setelah pelempar menguasai bola, dalam waktu 5 detik harus sudah melemparkan
bola.
2).
Pada saat tembakan hukuman,
setelah bola diserahkan wasit kepada penembak, dalam waktu 5 detik harus sudah
melaksanakan tembakan.
3).
Pemain yang menguasai bola
dijaga ketat sehingga tidak dapat memainkan bola untuk menggiring, melempar
atau menembak, maka apabila keadaan tersebut berlangsung dalam waktu 5 detik
harus dilakukan lemparan ke dalam untuk regu yang tidak menguasai bola.
c.
Peraturan 8 detik
Regu yang menguasai bola tidak diperbolehkan untuk
memainkan bola lebih dari 8 detik di dalam lapangan bertahan (belakang).
d.
Peraturan 24 detik
Regu menguasai bola dalam waktu 24 detik diharuskan
melakukan tembakan.
TEKNIK DASAR PERMAINAN BOLA BASKET
CARA MEMEGANG
BOLA
Cara memegang bola dalam
permainan bolabasket dapat dilakukan dengan satu tangan atau dengan dua tangan.
Akan tetapi sebaiknya memegang bola dengan dua tangan, agar posisi bola
ditangan dapat dikuasai dengan sempurna. Memegang bola merupakan kunci keberhasilan
seorang pemain melakukan lemparan, tangkapan, menembak atau menggiring dengan
bai. Adapun cara memegang bola dengan dua tangan, posisi telapak tangan
merupakan corong besar sedangkan posisi bola terselip diantara telapak tangan.
Posisi bola melekat di bagian telapak tangan bagian atas, jari-jari membuka
lebar dengan posisi rileks, kedua ibu jari terletak dekat dengan badan di
bagian belakang bola, menghadap ke arah tengah ke depan.
Pada saat menerima bola atau mengoper sikap kaki
sebagai berikut :
1. Sikap kaki kuda-kuda atau sejajar.
2. Jarak kedua kaki satu kaki ke depan atau
ke samping.
3.
Posisi badan condong ke depan.
4. Titik berat badan berada diantara kedua
kaki.
5.
Lutut sedikit ditekuk.
Pada saat menangkap bola perlu diingat beberapa
ketentuan :
1.
Penerima
harus mengamati bola sampai yakin bahwa bola tersebut dalam penguasaan.
2.
Bola
harus dijemput dengan gerakan pergelangan tangan dan jari tangan dalam posisi
lentur dan rileks.
3.
Jangan
melawan gerakan bola, akan tetapi jinakan bola dengan cara mengikuti gerakan
arah gerak bola atau menarik tangan ke belakang disaat bola sampai pada telapak
tangan.
Kesalahan yang mungkin terjadi dalam menangkap
bola atau memegang bola :
1. Badan tidak rileks dan lentuk.
2. Saat menerima bola menentang arah bola.
3. Memegang bola terlalu ke depan atau ke
belakang.
LEMPARAN / OPERAN / PASSING
Beberapa jenis lemparan dua tangan dan satu tangan yang
dapat dilakukan dalam permainan bolabasket adalah :
Lemparan tolakan dada dengan dua tangan / chess pass
Lemparan atau operan tolakan dada dengan dua tangan
merupakan jenis operan yang paling banyak digunakan dalam bermain bolabasket.
Lemparan jenis ini sangat efektif dan bermanfaat untuk lemparan jarak pendek
dengan perhitungan kecepatan dan kecermatan, sedang penerima bola tidak dalam
keadaan dijaga ketat oleh lawan. Jarak lemparan antara 5 meter sampai 7 meter.
Jenis lemparan tolakan dada dengan dua tangan 80 persen digunakan dalam bermain
bolabasket, dibanding dengan lemparan yang lain. Sedangkan pelaksanaan lemparan
tolakan dada sebagai berikut :
1.
Pegangan bola sesuai dengan
yang telah diuraikan diatas.
2.
Siku ditekuk terletak disamping
badan, aturlah sedemikian rupa sehingga bola terletak di depan dada dengan
jarak tidak terlalu jauh atau terlalu dekat dengan dada.
3.
Posisi kaki dapat sejajar atau
salah satu di depan.
4.
Lutut sedikit ditekuk, agar
memperoleh titik berat badan diantara kedua kaki.
5.
Badan sedikit condong ke depan,
dengan posisi rileks serta memperoleh keseimbangan.
6.
Lembaran dimulai dengan sedikit
menarik bola ke arah dada untuk memperoleh awalan lemparan. Kemudian tolak bola
lurus ke depan dengan kedua tangan dan diakhiri dengan lecutan pergelangan
tangan sehingga posisi jari-jari tangan menghadap ke bawah. Lecutan pergelangan
tangan dapat menambah kekuatan lempar serta penegasan arah lemparan.
7.
Bagi pemula, apabila jarak
lemparan agak jauh gerakan pelurusan tangan dapat dibantu dengan gerakan kaki
maju ke depan dan ke belakang. Jika telah memperoleh penguasaan dan penyesuaian
gerakan kaki tidak diperlukan dalam melakukan lemparan.
8.
Arah lemparan setinggi dada
atau diantara pinggang dan bahu penerima bola.
9.
Bersamaan dengan gerak
pelepasan bola, berat badan dipindahkan ke depan yang diikuti oleh gerakan
kaki.
Kesalahan yang mungkin terjadi dalam melakukan lemparan
tolakan dada dengan dua tangan :
1 komentar:
materi basketnya sangat bagus dan lengkap, akan lebih bagus lagi jika disertakan gambar.
teknik dasar bola basket
Posting Komentar